-->

Selasa, 13 Oktober 2015

Apa itu CSS?

Ilmu CSS




Hi guys, udah lama ga share, kali ini saya akan share mengenai CSS.
Langsung aja disimak :)

 Definisi CSS


Mungkin anda ada yang bertanya-tanya, apa itu CSS? Dan apa fungsinya?

Menurut defini saya sendiri CSS (Cascading Style Sheet) adalah sekumpulan kode yang berfungsi menata tata letak halaman dan bertanggung jawab atas penampilan pada suatu website. Di dalam dunia web design, CSS adalah suatu kode yang dianggap wajib oleh para web designer , karena selain untuk menata tampilan pada halaman website, CSS ini juga berfungsi sebagai SEO (Search Engine Optimization). Bayangkan jika suatu website tanpa mempunyai kode CSS didalamnya, sungguh membuat pengunjung merasa tidak nyaman bukan? Maka oleh sebab itu kode yang diatur oleh W3C ini sangatlah berperan penting. Oh iya sebelum anda mempelajari apa itu CSS, alangkah baiknya anda mempelajari apa itu HTML. Karena percuma apabila kode CSS kita bagus tapi tidak bernampak di browser ya? :D . Dari tadi ngomongin definisi CSS melulu ya, mending langsung saja ke inti.

Penulisan CSS

 Hmm, penulisan CSS. Mengenai hal itu saya akan berkomentar bahwa penulisan CSS itu ada 3 macam. Apa aja sih?

Jenis-jenis penulisan CSS:
  1. Inline CSS
  2. Internal CSS
  3. External CSS
Wah ada 3 ya? Lalu gimana?

Inline CSS

Inline CSS adalah suatu jenis penulisan CSS yang berada di dalam tag HTML atau lebih tepatnya di dalam atribut style.

Saya akan memberi contoh penulisan CSS jenis ini di dalam suatu HTML, berikut kodenya :

1. <!DOCTYPE html>
2. <html>
3. <head>
4. <title>Informasi dan Teknologi</title>
5. </head>
6. <body>
7. <p style="background: black">Ini adalah contoh paragraph</p>
8. </body>
9. </html>




Yang diberi warna putih itu merupakan contoh dari kode CSS inline yang disisipkan di dalam sebuah tag HTML dan pada atribut style yang kebetulan pada tag p (paragraph). Dan yang diberi warna hijau itu adalah kode CSSnya.

  • Internal CSS

Mengenal kata internal, anda pasti dapat mentimpulkan bahwa itu adalah CSS yang berada didalam. Ya, memang benar CSS itu berada di dalam, tepatnya didalam suatu HTML. Penulisan Internal CSS ini adalah didalam tag <style> dan tag <style> itu berada di tag <head>. Daripada bingung langsung saja kita lihat kodenya:
  1. <!DOCTYPE html>
  2. <html>
  3. <head>
  4. <title>Ilmu CSS</title>
  5. <style>
  6. body {  background-color: black }
  7. </style>
  8. </head>
  9. <body>
  10. <p>Paragraph</p>
  11. </body>
  12. </html>
 Yang diberi warna merah adalah tipe penulisan CSS internal dan yang berwarna biru itu adalah kode CSSnya.

  • External CSS

Kalo ada internal, pasti juga ada lawannya yaitu external (diluar) . Penulisan CSS jenis ini memungkinkan anda menulis kode CSS diluar HTML lebih tepatnya membuat file baru yang berformat .css (misal: mencoba.css) dan didalam tag link dan didalam tag href. Jenis penulisan CSS ini adalah penulisan yang sangat digemari oleh para web designer karena dianggap menyederhanakan script CSS bahkan dianggap efisien. Saya tidak akan membahasnya. Jadi, langsung saja ke contoh kodenya saja.
Misalkan, kita mempunyai kode HTML begini dan kita ambil contoh nama file CSSnya ilmu-css.css:
File HTML:
  1. <!DOCTYPE html>
  2. <html>
  3. <head>
  4. <title>Ilmu CSS</title>
  5. <link rel="stylesheet" href="mencoba.css" />
  6. </head>
  7. <body>
  8. <p>Paragraph</p>
  9. </body>
  10. </html>
File CSS (mencoba.css): 
1  
2
body { background-color: black}
p { color: white }

Dari kedua file diatas, bisa saya simpulkan bahwa pemanggilan CSS dengan tipe penulisan ini kita harus membuat tag link didalam tag head dan isi dari atribut href itu adalah url file CSS kita berada. Dan di file mencoba.css itu kita dapat leluasa memasukkan file CSS.

Semoga bermanfaat :)

Kamis, 01 Oktober 2015

Perbedaan Open Source dengan Close Source.

IDT999.BLOGSPOT.CO.ID  

Sudah lama tidak post, akhirnya saya akan menshare apa itu Open Source dan Close Source.
Langsung di simak aja yaa ;)

1. Apa itu Closed Source?

  Closed Source adalah paket program yang tidak dapat didistribusikan lagi selain oleh Pembuat / Vendor Program / Software tersebut. Jika ada distribusi yang bukan oleh vendor program tersebut, maka itu dianggap sebagai pembajakan software. Atau dengan kata lain program yang Closed Source tidak dapat didistribusikan secara bebas, kecuali oleh Vendornya dan juga tidak dapat digandakan secara bebas.
Contohnya : Microsoft Windows, Microsoft Office, Apple Mac OS X, iOS, dan masih banyak lagi.

2. Apa itu Open Source?

Kata “Open Source” pertama kali muncul pada sebuah rapat di Palo Alto California. Ketika itu, Netscape yang merupakan pengembang browser Navigator ingin melepaskan kode sumber dari produk dengan nama Mozilla (yang sekarang kita kenal dengan browser Mozilla Firefox) di bulan Januari 1998. Mereka ingin membedakan diri dan menghindari konfrontasi ideologis maupun konotatif dengan istilah Free Software yang dipelopori oleh Richard Stallman.
Para penggagas istilah Open Source adalah: Christine Peterson, Todd Anderson, Larry Augustin, Jon Hall, Sam Ockman, and Eric S. Raymond.

Suatu program dengan lisensi Open Source berarti program tersebut membuka kode programnya (source code) bagi siapa saja yang ingin mempelajarinya, caranya dengan menyertakan kode program bersama dengan distribusi paket program yang sudah jadi (hasil kompilasi/compile). Dengan penyertaan kode program tersebut, pembeli atau pengguna program dapat mengutak-atik program tersebut, melakukan modifikasi sesuai dengan kebutuhannya, bahkan memperbaiki "bug" atau kesalahan logika dalam program tersebut. Contoh program yang Open Source adalah Linux dan Android. Dalam setiap distribusinya vendor Linux dan Android juga menyertakan Kode Programnya.

Seperti yang sudah saya bahas di awal bahwa Open Source tidak selalu tersedia secara gratis. Kita bisa saja membuat Software yang kita buka kode sumbernya, mempatenkan algoritmanya, medaftarkan hak ciptanya, dan tetap menjual perangkat lunak tersebut secara komersial. Tetap ada biaya yang dikeluarkan untuk membeli program tersebut. Contoh, misalnya Sistem Operasi RedHat Linux, program Linuxnya tetap dibeli dengan harga yang lebih murah.

Tujuan Open Source sebenarnya adalah ingin menghilangkan ketergantungan terhadap Vendor program, dimana pihak Vendor bisa saja bertindak seenaknya. Dalam program yang Closed Source, Vendor bisa saja menyisipkan kode-kode yang mungkin dapat membahayakan pengguna program, dan menghilangkan privasi pengguna. Selain itu, Open Source juga bertujuan menyediakan software yang mudah dijangkau oleh masyarakat luas, dan menghindari pengerukan keuntungan yang berlebihan oleh Vendor.

3. Keuntungan Open Source dan Closed Source

- Closed Source
1. Kurangnya kebingungan bagi pengguna
Banyak orang awam tidak tau apa keuntungan dari berbagai versi, android misalnya. Open source akan memberi banyak variasi karena kita diperbolehkan mengembangkannya. Dengan melarang orang untuk mengubah fitur inti itu, maka akan membuat lebih mudah untuk memilih produk yang pengguna inginkan, menjadikan hanya ada satu versi sehingga mudah pengguna beradaptasi.

2. Pengguna punya pengalaman sama
Karena tertutup pengembang dapat memilih layout, fitur, pilihan, warna, dan cukup banyak apa pun yang mereka pilih. Hal ini tampaknya membatasi, tapi setidaknya menjamin bahwa setiap pengguna akan memiliki pengalaman serupa dan memberikan standar yang tidak dapat diubah.

3. Lebih menguntungkan pihak Vendor / Pengembang
Sebuah model closed source dapat sangat menguntungkan bagi vendor dan pengembang karena dapat memperoleh banyak uang dan dapat merahasiakan dari kompetitor dengan tidak membuat desain yang tersedia bagi mereka untuk melihatnya.

- Open Source
1. Dukungan dari pengembang lebih besar

Dalam open source tiap orang dapat mengembangkan tiap platform, sehingga memberikan dukungan yang lebih besar untuk pengembang dan memberi kita lebih dari perasaan kepemilikan karena kita bisa mengubah apa pun yang kita suka.

2. Lebih bebas mengubah-ubah
Dalam skenario closed source, pengembang hanya diberikan pilihan untuk mengubah apa yang pengembang asli pilih, sebaliknya dalam open source kita memiliki kontrol penuh yang memungkinkan kita menyesuaikan nuansa tampilan dan bahkan fitur dari perangkat lunak yang memberikan kemungkinan lebih banyak.

3. Lebih Aman
Open source jauh lebih transparan daripada closed source, ini berarti bahwa setiap orang dapat melihat kode, dengan memiliki ribuan orang membaca kode tersebut, bug dan kerentanan yang ada lebih cepat diketahui untuk diperbaiki, juga memungkinkan kita mengetahui apakah bug telah diperbaiki karena kita dapat memeriksa kode tiap kali rilis.

4. Dukungan Komunitas lebih besar
Ketika pengembang asli berhenti mengembangkan dan meninggalkan produk tanpa perbaikan atau fitur baru, karena open source maka biasanya komunitas mengambil alih dan terus bekerja mengembangkannya sehinga dapat hidup dan menikmati fitur baru dimana jauh melampaui apa yang pengembang awal rencanakan.


Ya itulah yang saya share kali ini, semoga bermanfaat =))